Siapa yang bisa mengkoreksi kelebihan (kemampuan skill) seseorang? Hak semua orang, siapapun bisa mengkoreksinya. Baik yang mampu melakukannya ataupun yang tak mampu melakukannya.Siapa yang mampu mengkoreksi kekurangan (kemampuan skill) seseor
Rupa baru garis, tulis baru aksara, tapi semuanya bergegas menuju popularitas. Memaksakan diri menjadi prestisius dan berpatokan untuk menjadi populer dengan cara yang tidak orsinil, mengekor pada jejak langkah pendahulunya bukan pada kebaruan
Pak Pram Modiya Ananta Toer tak lebih tau dari pak Arif, soal POS INDONESIA.kali ini bisa ngobrol santai dengan sdr. Arif Rahman Hakim, teman alumnus POLITEKNIKPOS INDONESIA.
Sering membeli dan menjual saham itu treding, kalau dalam jangka waktu lama tapi ga jadian atau dinikahi orang lain, itu nasib kamu. Eh maksudnya keuntungan jangka panjang itu investasi. 😂
Jika mural adalah dosa, Tuhan lupa mewartakan itu.Seni bukan hanya soal estetika, tapi ada nyawa pula disana. Melawan atau bernyaman disana.Masih bersama seniman lokal @galihhead si pemilik akun roemah berdebu.
Kenapa mohon maaf lahir batin? Bukan sesuatu yang buruk sih, tapi sepertinya ada salah pemaknaan soal ritus dengan menyamakan esensinya idul adha dan fitri. Apa karena sama-sama diawali dengan idul? 😁Melalui ritual penyembelihan hewan kurban
Tenaga kerja/karyawan/juga pegawai bukan sekadar faktor dalam menaikkan jumlah produksi. Tapi ini unsur penting diluar dua faktor SDA dan modal.Untuk ada pada kategori itu kita (pencari kerja) kadang tidak mudah menjadi bagian dari pekerja (me
Bicara soal kebebasan gender itu bukan sesuatu yang mudah dan rawan tergelincir dan terjerembab di kubangan pemahaman yang keliru, maka wajar jika kita banyak melenceng. Namanya juga obrolan bukan kajian :)Guest : Ust. Amiqulhiza
Poligami selalu punya dalih untuk tetap bisa dilaksanakan, meskipun itu dengan tanpa mempertimbangkan syarat-syaratnya yang ketat. Tapi kalau mau jujur kita semua sudah poligami sejak dalam pikiran (ngidam) :D
Rasionalitas yang kejedot dinding irasionalitas, ada beberapa irasionalitas yang begitu bening, sampai kita tidak bisa membedakannya dengan rasionalitas. Akhirnya zodiak, astrologi, psudosains sekalipun dianggap sebuah kebenaran.
Kampus bisa dikatakan sebagai sarang ilmu pengetahuan atau kotak raksasa yang berisikan rangkuman berbagai ilmu. Jadi apa masih penting kuliah di PTN atau PTS jika demikian? Bukankah menjadi pintar bisa dimana saja?
Jika memang narsisme diwariskan pada kita semua, apakah hanya itu modal kita untuk mengaktualisasi diri? Sampai branda medsos mirip galeri seni rupa yang isinya paras terbaik kita!
Kita belaga paham benar bagaimana cara menangani wabah, padahal semuanya asumsi, kira-kira begini dan begitu.Kabar mantan tunangan atau nikah sih biasa, ini data terkonfirmasi covid naik. Panikan mana coba? 😂
Mitos klenik pesugihan menjadi bahan yang menarik untuk digunjing dan tak lekang dirayapi waktu zaman moderen seperti perdebatan telor dulu atau ayam dulu