Podchaser Logo
Home
Diksi Naluri

Nur Fadillah

Diksi Naluri

A podcast
Good podcast? Give it some love!
Diksi Naluri

Nur Fadillah

Diksi Naluri

Episodes
Diksi Naluri

Nur Fadillah

Diksi Naluri

A podcast
Good podcast? Give it some love!
Rate Podcast

Episodes of Diksi Naluri

Mark All
Search Episodes...
Perempuan yang dulu kau tinggalkan, kini sudah tumbuh menjadi pribadi yang lebih kokoh. Setidaknya, baginya kau hanyalah gubuk tua yang meninggalkan banyak cerita
Bagaimana kabar penghujung Juli ? Masih dengan jiwa yang lama atau sudah Berani berdiri sendiri di bawah kaki langit untuk memperjuangkan diri ?
Kita pernah berjarak seperti hujan dan rintiknya, sebelum menjadi jarak antara hujan dan reda.
Teruntuk diri yang dipaksa oleh keadaan. Intuisi terhadap pengakuan. Doaku melangit, jiwaku membumi. Semoga semesta menjadi saksi.
Tanpa sadar kau telah menjadikanku buku harian. Diisi dengan kenangan yang berbalas pengkhianatan
Berlaku baik kepada sesiapa pun boleh. Tapi jangan sampai kamu lupa siapa yang patut diprioritaskan dan dibahagiakan. Karena kadangkala, kamu terlalu sibuk membahagiakan orang-orang yang bahkan tak pernah ingin membuatmu bahagia.
Kata orang, wanita tidak boleh mengungkapkan perasaan demi menjaga martabatnya. Kata sebagian pula, hidup itu perlu diperjuangkan termasuk pula dalam hal mengungkapkan perasaan. Kita mungkin seringkali berdoa dalam waktu yang sama, tapi hanya b
Dalam hidup ini, barangkali kita pernah mencintai seseorang teramat dalam, ternyata berbalas pengkhianatan. Sampai trauma bagaimana membedakan yang tulus dan sekedar memanfaatkan. Kita juga seringkali pernah terjebak dalam situasi mencintai ses
Tempat ternyaman bagiku, barangkali adalah pelosok bumimu. Biarkan aku mengeja kata, semoga semesta yang bicara.
Terima kasih untuk diri sendiri yang telah berjuang selama ini ya. Yuk, kita berbenah
Aku menatapmu lugu, ketika tak seorang pun tahu bagaimana rindu telah menjelma menjadi candu.
Tak ada yang tidak mencintainya. Sosok cinta pertama bagi wanita dalam hidup. Sosok teladan pertama bagi lelaki sebagai bekal untuk hidup. Episode ini hadir dari ruang imajinasi, ketika air mata jatuh berulang kali mendengar kisah dan lagu tent
Kita menatap senja yang sama, tapi tidak langit yang sama. Kau memintaku menjadi satu satunya puisi, sehingga semesta kuberi untuk namamu.
Sedikit cuplikan bait bait sajak yang berjudul "Aku, Kau, dan Semesta"
Penghujung Desember kamu udah ngapain aja ? Bagaimana resolusi tahun 2021 kamu? Semoga makin bermakna ya.
Rate

Join Podchaser to...

  • Rate podcasts and episodes
  • Follow podcasts and creators
  • Create podcast and episode lists
  • & much more

Unlock more with Podchaser Pro

  • Audience Insights
  • Contact Information
  • Demographics
  • Charts
  • Sponsor History
  • and More!
Pro Features