Kebakaran hutan dan lahan adalah momok bagi pencapaian komitmen iklim Indonesia. Dari tahun 2010 hingga 2017, karhutla di lahan gambut adalah satu dari tiga penyumbang utama emisi Gas Rumah Kaca dari sektor hutan dan lahan. Pada tahun 2014 dan 2015, kebakaran gambut bahkan menjadi penyumbang tertinggi emisi GRK di sektor hutan dan lahan (Dit. IGRK MRV, 2019). Karhutla yang memproduksi asap beracun mengakibatkan gangguan kesehatan dan bahkan kematian dini (premature death) bagi jutaan rakyat Indonesia dan menimbulkan gangguan diplomatik dengan negara-negara tetangga.Sepanjang 2019, tercatat luas karhutla di 33 provinsi seluas 1.649.258 hektare (SiPongi, KLHK). Luas kebakaran tersebut mengalami peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya (2018) dan BNPB menyatakan total kerugian ekonomi akibat karhutla 2019 mencapai Rp 75 Triliun.

Kira-kira bagaimana penelaahan dan ulasan terhadap kebakaran 2019 dan menyusun model Area Rawan Terbakar 2020 sebagai masukan untuk para pihak untuk bersama-sama melakukan upaya pengendalian dan pencegahan dini agar bencana karhutla ini tidak terulang kembali? Simak hingga akhir podcast ini.